Siapa Hamzah Izzulhaq ?? Itulah mungkin pertanyaan yang muncul di benak kita semua saat mendengar nama Hamzah Izzulhaq. Dalam artikel ini saya akan sedikit mengulas tentang Profile Hamzah Izzulhaq.
Pria berumur
19 tahun ini adalah seorang Entrepreneur Muda yang sukses, Pemuda
kelahiran Jakarta, 26 April 1993 memang sudah memiliki bakat bisnis
sejak masih kecil mulai dari menjual kelereng, gambaran, petasan hingga
menjual koran, menjadi tukang parkir serta ojek payung pernah
dilakukannya.
Ketika menduduki bangku SMA Hamzah baru mulai serius untuk memulai sebuah bisnis usaha, pada saat itu ia berjualan pulsa dan buku sekolah setiap pergantian semester, ia mendapatkan buku – buku tersebut dari pamannya yang kebetulan bekerja di sebuah toko buku besar. Dari usahanya ini ia berhasil mendapatkan keuntungan bersih mencapai Rp950 ribu/semester.
Ketika menduduki bangku SMA Hamzah baru mulai serius untuk memulai sebuah bisnis usaha, pada saat itu ia berjualan pulsa dan buku sekolah setiap pergantian semester, ia mendapatkan buku – buku tersebut dari pamannya yang kebetulan bekerja di sebuah toko buku besar. Dari usahanya ini ia berhasil mendapatkan keuntungan bersih mencapai Rp950 ribu/semester.
Dengan menyimpan rasa kecewa, Hamzah
berusaha bangkit. “Saya sangat suka membaca buku-buku pengembangan diri
dan bisnis. Terutama buku “Ciputra Way” dan “Quantum Leap”. Sehingga itu
yang membuat saya bangkit ketika rugi berbisnis,” jelasnya. Bermodal
sisa tabungan di bank, Hamzah mulai berjualan pulsa kembali. Beberapa
bulan kemudian, tepatnya ketika ia kelas 2 SMA, Hamzah membeli alat
mesin pin. Hal itu nekat dilakoninya karena ia melihat peluang usaha di
sekolahnya yang sering mengadakan sejumlah acara seperti pentas seni,
OSIS dan lainnya, yang biasanya membutuhkan pin serta stiker. Dari
acara-acara di sekolah, ia menerima order yang cukup besar. Tapi
lagi-lagi ia harus menerima kenyataan merugi lantaran tak menguasai
teknik sehingga banyak produk orderan yang gagal cetak dan mesinnya pun
rusak.
Dari kerugian itu, Hamzah merenung dan
membaca biografi pengusaha sukses untuk menumbuhkan kembali semangatnya.
Tak berapa lama, ia mulai berjualan snack di sekolah seperti roti, piza
dan kue-kue. Profit yang terkumpul dari penjualan makanan ringan itu
sebesar Rp5 juta. Pada pertengahan kelas 2 SMA, ia menangkap peluang
bisnis lagi. Ketika sedang mengikuti seminar dan komunitas bisnis
pelajar bertajuk Community of Motivator and Entrepreneur (COME), Hamzah
bertemu dengan mitra bisnisnya yang menawari usaha franchise bimbingan
belajar (bimbel) bernama Bintang Solusi Mandiri. “Rekan bisnis saya itu
juga masih sangat muda, usianya baru 23 tahun. Tapi bimbelnya sudah 44
cabang,”
Hamzah lalu diberi prospektus dan
laporan keuangan salah satu cabang bimbel di lokasi Johar Baru, Jakarta
Pusat, yang kebetulan ingin di-take over dengan harga jual sebesar Rp175
juta. Dengan hanya memegang modal Rp5 juta, pengusaha muda lulusan SMAN
21 Jakarta Timur ini melobi sang ayah untuk meminjam uang sebagai
tambahan modal bisnisnya. “Saya meminjam Rp70 juta dari ayah yang
seharusnya uang itu ingin dibelikan mobil. Saya lalu melobi rekan saya
untuk membayar Rp75 juta dulu dan sisanya yang Rp100 juta dicicil dari
keuntungan tiap semester. Alhamdulillah, permintaan saya dipenuhi,”.
Dari franchise bimbel itu, bisnis Hamzah berkembang pesat. Keuntungan
demi keuntungan selalu diputarnya untuk membuat bisnisnya lebih maju
lagi. Kini, Hamzah telah memiliki 3 lisensi franchise bimbel dengan
jumlah siswa diatas 200 orang tiap semester. Total omzet yang
diperolehnya sebesar Rp360 juta/semester dengan nett profit sekitar
Rp180 juta/semester. Sukses mengelola bisnis franchise bimbelnya, Hamzah
lalu melirik bisnis kerajinan SofaBed di area Tangerang.
Sejak bulan Agustus 2011, bisnis Hamzah telah resmi berbadan hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia.
Lulusan SMA tahun 2011 ini duduk sebagai direktur utama di perusahaan
miliknya yang omzetnya secara keseluruhan mencapai Rp100 juta per bulan.
Ada 5 pesan dari Hamzah kepada para entrepreneur muda yang baru akan memulai suatu usaha yaitu :
Pertama,
memperbaiki hubungan dan kualitas komunitas atau lingkungan kita.
Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam membentuk karakter dan
perkembangan jiwa kita. Misalnya, ketika kita melontarkan hasrat untuk
terjun ke dunia bisnis, maka tidak menutup kemungkinan banyak yang akan
bilang “ah, ngapain sih bisnis? nanti aja” “sok tua loh! nikmati hidup
aja dulu!”. Nah, jika kita berteman dengan orang-orang yang berpikiran
pesimis seperti, ada kemungkinan kita tidak akan maju. Untuk itu
pilihlah lingkungan dan komunitas pergaulan yang tepat.
Kedua, bagi
Anda yang ingin memulai bisnis, janganlah memulai dari nol! Maksudnya,
kalau istilah tangga, ada tangga 1 sampai 5, maka kita mulailah di
tangga yang ke 4 atau ke 5. Misalnya, kita bisa meneruskan suatu usaha
yang sudah dirintis oleh orang lain.
Ketiga, Jangan
NATO (No Action Talk Only). Ketika kita sudah punya banyak teori,
langkah selanjutnya yang paling penting kita lakukan adalah ACTION,
bertindak. Lakukan bisnis kita mulai sekarang, tidak ada kata menunda,
nanti saja, atau kalau saya sudah besar!
Keempat,
perbaiki hubungan kualitas kita dengan orang tua dan Tuhan. Hubungan
dengan orang tua harus tetap terjaga dengan baik dengan selalu meminta
pendapat dan nasehat tentang berbagai hal. Jangan mentang-mentang sudah
sukses, lalu kita lepas dari orang tua kita. Apalagi dengan Tuhan,
berdoa dan mohon petunjuk-Nya merupakan hal esensial lainnya yang harus
kita jalankan.
Kelima, ingat
kepada orang lain. Selalu tanamkan makna “the power of giving”,
bersedekah, berbagi dengan orang lain. Kekuatan memberi bukanlah isapan
jempol belaka. Semakin banyak Anda memberi, maka akan semakin banyak
pula Anda menerima.